Jawa Timur membutuhkan banyak wasit juri binaraga. Sejauh ini, hanya ada satu wasit juri tingkat nasional A dari Jawa Timur.
Satu-satunya wasit asal Jawa Timur itu pun tinggal di Pulau Kalimantan saat ini.
Sebagai upaya melahirkan wasit juri profesional dan memiliki kapabilitas di Jawa Timur, Persatuan Binaraga Fitnes Indonesia (PBFI) Jawa Timur menyelenggarakan penataran terhadap wasit/juri tingkat Nasional B di Hotel Kusuma Agro, Kota Batu, Sabtu (15/10/2022).
Ada 27 peserta dari Jawa Timur dan beberapa dari luar Jawa Timur yang ikut pentaran tersebut.
Ketua Umum PBFI Jatim, Raja Siahaan menerangkan, penataran yang diselenggarakan diharapkan bisa mencetak wasit juri dengan lisensi Nasional A.
Saat ini, tahap awal untuk mendapatkan lisensi Nasional A adalah lolos lisensi Nasional B. Jawa Timur membutuhkan banyak wasit lisensi Nasional A agar bisa menjadi wasit juri di PON 2024 Aceh-Sumut.
“Tujuan penataran ini agar memiliki wasit berlisensi nasional A yang bisa menjadi juri di PON 2024 Aceh-Sumut. Sebelumnya, di Jawa Timur belum ada penataran nasional B. Kami selenggarakan dulu, nanti kalau sudah selesai, baru kami naikan ke lisensi Nasional A,” terang Raja saat ditemui di sela-sela acara, Sabtu (15/10/2022).
Sejak berpisah dari PABBSI sekitar dua tahun lalu, juri binaraga di Jawa Timur langka.
Kondisi ini berbeda dengan jumlah atlet yang begitu banyak.
liki juri level nasional. Targetnya 30 persen dari 27 orang penataran menjadi juri lisensi Nasional A. Kalau bilang perbandingan antara atlet dan juri, atlet jauh lebih banyak. Binaraga ini bukan olahraga baru, sehingga banyak orang menggeluti olahraga ini,” terang Raja.
Raja berpendapat, lisensi juri akan berdampak pada standarisasi atlet dan pertandingan.
Dengan kata lain, kebutuhan akan juri berbanding lurus dengan upaya meningkatkan prestasi atlet binaraga.
“Jika juri belum terlisensi, efeknya standarirasai tidak ada,” paparnya.
Ketua Umum PBFI, Irwan Alwi menegaskan, Jawa Timur adalah barometer nasional atlet fitnes atau binaraga, tapi wasitnya dinilai masih kurang.
Kegiatan penataran seperti yang dilaksanakan di Kota Batu diharapkan rutin dilaksanakan.