Konferensi internasional bertajuk “Future of Event Tourism In Asia Countries: Challanges and Opportunities digelar di ruang auditorium Universitas Nasional, Senin (23/10/2023). Kkonferensi ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara Universitas Nasional dengan berbagai Universitas di India pada Februari 2023 lalu.
“Konferensi Internasional ini sebagai tindak lanjut kunjungan ke India yang lalu. Tujuannya adalah implementasi dari MoU yang sudah ditanda tangan,” ujar Menurut Kepala Biro Administrasi Kerja Sama Universitas Nasional Dr. Irma Indrayani, S.I.P., M.Si.
Disampaikan, melalui konferensi internasional ini diharapkan akan ada publikasi bersama berdasarkan presentasi makalah dari setiap peserta. Karena itu, peserta yang mengikuti acara ini adalah mahasiswa Strata 1 dan Magister (S2) yang juga mempresentasikan hasil penelitiannya.
Dr. Irma Indrayani mengatakan, kegiatan konferensi internasional akan dilangsungkan secara kontinyu, yaitu setahun sekali. “Agar para peneliti dapat menyebarkan dan saling bertukar informasi mengenai hasil-hasil penelitian dan kajian tentang berbagai aspek,” katanya.
Konferensi internasional ini sendiri digelar selama dua hari dengan menghadirkan pembicara undangan dan partisipan aktif dari berbagai negara. Sebagai pembicara dalam kegiatan ini adalah Dr. Anukrati Sharma dari University of Kota, India, Dr. Irina Kadirova dari “Silk Road” International University of Tourism and Cultural Heritage, Uzbekistan, Dr. Mohd. Rahimi Abdul Halim dari Universiti Malaysia Terengganu, Malaysia, Dr. Apoorv Sharma salah satu pendiri wealth tech platform, Dr. Hendra Maujana Saragih, S.I.P., M.Si, dan Dr. Tatang Mitra Setia, M.Si. dari Universitas Nasional, Indonesia.
Sementara mahasiswa yang ikut mempresentasikan hasil penelitiannya berasal dari India berjumlah 5 orang dan Indonesia 18 orang. Prof Kumba Digdowiseiso, S.E., M.App.Ec., Ph. D. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unversitas Nasional menyatakan bahwa kehadiran Dr. Anukrati Sharma dari India sebagai nara sumber pertama sangat bermanfaat bagi mahasiswa sarjana pariwisata dan juga program studi lainnya yang meneliti tentang pariwisata di Universitas Nasional.
Terutama, sebagai upaya untuk melatih ide-ide inovatif dan aplikatif pada kondisi pendidikan serta menciptakan suasana komunikatif dari sisi akademik melalui eksplorasi ide, peningkatan kreativitas, kemampuan untuk berkomunikasi secara kritis dan aspiratif.
Adapun narasumber kedua, Dr. Irina Kadirova dari Uzbekistan menjelaskan bahwa dengan melanjutkan program Magister Pariwisata di Uzbekistan, mahasiswa sarjana pariwisata di Universitas Nasional dapat memperluas kesempatan kerja di negara lain. Selain itu, universitasnya juga menawarkan kelas khusus untuk pengajar tamu dari industri ternama dan menjalankan “experiential education” dalam pembelajarannya.
Experiential education adalah ilmu yang sangat mahal karena di sini mahasiswa mendapatkan ilmu yang lebih mendalam dan mengasah soft skill yang dibutuhkan dalam industri modern seperti kemampuan bahasa asing, adaptasi, inisiatif, problem solving dan lain sebagainya.
Sementara itu, Dr. Anukrati Sharma saat ditemui di sela-sela acara mengatakan bahwa konferensi internasional ini diadakan berkat kerja sama antara Indonesia dan India. Menurutnya, kedua negara mengalami kemajuan yang sangat baik secara global dalam industri pariwisata. Sehingga, menurutnya, perlu diadakan konferensi untuk melihat lebih jauh bagaimana industri pariwisata dari dua Negara.
Ia menambahkan, dengan adanya konferensi Internasional ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa mengenai kemajuan pariwisata. “Jadi, menurut saya, konferensi bersama akan memberikan manfaat bagi para mahasiswa karena mereka dapat bertukar budaya yang mereka miliki, dapat bertukar pengetahuan dan ini memberikan pembelajaran praktis juga kepada mahasiswa yang belajar tentang gaya hidup, budaya, warisan, tradisi, tentang kebijakan baru atau tentang strategi yang diadopsi oleh negara-negara yang berbeda,” kata Anukrati.
Ia berharap, ke depannya konferensi internasional dapat dilaksanakan kembali dengan mengundang para peneliti dari banyak Negara sehingga hal itu dapat memperluas wawasan serta pengetahuan mahasiswa.
“Mereka (mahasiswa) akan dapat belajar lebih banyak dan akan lebih bermanfaat bagi para mahasiswa jika kita memiliki perwakilan lain (peneliti) dari negara yang berbeda,” ungkapnya.(*DMS)