Launching Logo, Maskot, dan Sistem IT (POMNas), Rektor Universitas Negeri Padang Siap Sukseskan Implementasi DBON

Rektor Universitas Negeri Padang (UNP) Prof. Ganefri mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh lahirnya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang kini tengah dijalankan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).

Hal ini disampaikannya dalam sambutan saat acara Launching Logo, Maskot dan Sistem IT Pekan Olahraga Mahasiswa (POMNas) XVII di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP), Kamis (25/08/22).

“Kita berharap event POMNas ini dapat berkontribusi positif pada Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) yang sedang dicanangkan Menpora dalam rangka mencapai dan mencetak atlet unggul untuk mengharumkan bangsa dan negara ini,” kata Prof. Ganefri.

Menurut dia, adanya Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) ini akan memberikan panduan perencanaan di bidang olahraga mulai dari hulu hingga hilir yang ditunjukan untuk peningkatan prestasi olahraga nasional di kancah dunia.

“Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan bahwa Universitas Negeri Padang jika nanti ditunjuk untuk berkontribusi dalam mensukseskan implementasi DBON, Insya Allah siap dengan segala fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki,” ucapnya.

Dijelaskannya, saat ini UNP memiliki sejumlah fasilitas olahraga yang lengkap dan memadai. Disamping itu, UNP juga memiliki empat gedung asrama yang mampu menampung 1120 mahasiswa.

Selain itu, kampus ini juga memiliki sekolah labor mulai dari TK, SD, SMP dan SMA. Bahkan tahun ini akan membuka SMK. Semua sekolah tersebut sudah terakreditasi A dan termasuk sekolah unggulan. Dia berharap hal ini bisa dimanfaatkan oleh atlet-atlet bibit unggul yang ada di seluruh Indonesia untuk dididik di tempat tersebut.

“Artinya jika atlet dididik, dilatih di sini, Insya Allah mereka akan mendpatakan pendidikan yang baik dan memiliki prestasi yang unggul. Tentunya karena kita juga memiliki sarana dan prasarana olahraga yang sangat memadai,” ujarnya.

Namun demikian, Prof. Ganefri menegaskan pihaknya bersedia membenahi dan meningkatkan sarana dan prasarana olahraga bila hal itu dinilai masih kurang sebagai standar salah satu sentra DBON.

“Kalau nanti UNP diminta untuk berkontribusi di DBON, Insya Allah kami akan terus membenahi apapun yang pak Menteri persyaratkan. Demi DBON kita siap untuk memenuhinya,” tukasnya.

“Universitas Negeri Padang siap mendukung Kemenpora dalam mengimplementasikan DBON, khususnya Provinsi Sumatera Barat atau Sumatera pada umumnya dengan adanya fasilitas sarana dan prasarana serta Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki UNP,” lanjutnya.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) Zainudin Amali menyambut baik keinginan rektor untuk menjadikan UNP salah satu sentra olahraga selain 10 sentra olahraga atau perguruan tinggi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menpora Amali mengatakan pihaknya akan mempertimbangkan usulan tersebut, terlebih UNP memiliki sejumlah sarana dan prasarana olahraga yang dinilai memadai.

“Tadinya UNP belum masuk dalam 10 sentra olahraga. Tapi saya mendengarkan apa yang disampaikan pak rektor. Pak rektor luar biasa menggodanya. Pak Jonni (Mardizal, Sesmenpora) tolong didiskusikan UNP akan kita jadikan salah satu sentra di Sumatera,” katanya.

Menpora Amali kembali menjelaskan tentang pentingnya keberadaan DBON yang dia sebut sebagai pabrik prestasi olahraga. Pasalnya sebelumnya para atlet prestasi didapatkan by accident, bukan by design.

“Tidak ada prestasi yang tercipta by accident. Prestasi harus kita ciptakan by design,” katanya.

Adapun desain prestasi yanh dimaksud adlaha melalui DBON, pihaknya akan merekrut para pelajaran SD atau berusia sekira 12 tahun untuk disekolahkan menjadi atlet di 10 sentra olahraga yang terintegrasi dengan sport science. Seluruh biaya baik biaya sekolah, akomodasi, penginapan dan lainnya ditanggung pemerintah.

“Kita rekrut mereka dengan  persyaratan yang ketat dan mereka akan sekolah. Tetapi latihan yang utama. Berlatih sambil sekolah, karena selama ini (para atlet) sekolah sambil berlatih. Saya sudah meinta izin ke pak Mendikbud Ristek Dikti Nadiem untuk menyesuaikan kurikulum anak-anak ini. Jadi kita benar-benar cetak mereka menjadi juara,” pungkasnya.