Universitas Nasional dan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Anambas melakukan kerja sama untuk memperkuat pengembangan ekowisata berbasis Penguatan Komunitas Adat Maritim (Pekat Maritim).
Kerja sama ini mendapat dukungan dana Matching Fund (MF) Kedaireka Kemenristekdikti tahun 2023. Dalam kerja sama ini, Dinas Pariwisata dan Buday Pemkab Anambas menjadi mitra langsung dari Tim Kedaireka Universitas Nasional.
Dr. Erna Ermawati Chotim, M.Si sebagai Ketua Tim Kedaireka Unas mengatakan bahwa kegiatan MF Kedaireka ini mengusung gagasan dan implementasi sebuah model Penguatan Komunitas Adat Maritim (Pekat Maritim) dalam meningkatkan pemberdayaan sosial budaya dan ekononomi di Kabupaten Kepulauan Anambas.
Dalam kerja sama ini, Kedaireka Pekat Maritim melakukan serangkaian kegiatan, dimulai dari FGD yang berisi resource building, community based empowerment, penyusunan modul Pekat Maritim sekaligus pelatihan kepada Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Kabupaten Kepulauan Anambas.
Kegiatan lain yang juga dilakukan adalah perumusan naskah akademik pengelolaan wisata maritim berbasis masyarakat dan budaya di Kabupaten Anambas, rapat konsultasi multipihak untuk mendorong Peraturan Bupati (Perbup) hingga pada penyusunan RAD (Rencana Aksi Daerah) untuk dapat memastikan pengelolaan wisata maritim berbasis masyarakat dan budaya di Kabupate Anambas bisa berjalan dan berkelanjutan.
Bupati Kabupaten Kepulauan Anambas, Abdul Haris pada sambutan yang disampaikan dalam kerja sama ini menyambut baik dan mendukung sepenuhnya kegiatan Kedaireka Pekat Maritim. Komitmen ini ditunjukan dengan dukungan kolaborasi dalam bentuk in cash maupun in kind untuk memastikan Model Pekat Maritim dalam rangka penguatan komunitas adat maritim di KKA dapat diperkuat sehingga memberikan pertumuhan wisata sekaligus kesejahteraan masyarakat.
Model Pekat Maritim ini merupakan sebuah terobosan gagasan dari kalangan perguruan tinggi Unas dan Pemkab KKA untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata harus bersifat integral, holistik dan memenuhi prinsip-prinsip berbasis masyarakat, beridentitas, berkelanjutan, bertanggung jawab dan terpadu.
Gagasan Model Pekat Maritim ini berusaha membangun kesadaran dan penguatan masyarakat lokal sehingga pariwisata diharapkan dapat memberikan keuntungan dan kesejahteraan bagi masyarakat lokal. Pengembangan ekowisata maritim harus terintegrasi dengan masyarakat lokal dengan seluruh nilai dan praktik budayanya sehingga pengembangan wisata tidak meninggalkan masyarakatnya.
Kegiatan ini juga diikuti KKNT (Kuliah Kerja Nyata Tematik)-MBKM yang melibatkan mahasiswa dari 5 program studi, yaitu: Prodi Politik, Prodi Hubungan Internasional, Prodi Sosiologi, Prodi Adminstrasi Publik dan Prodi Komunikasi. Mahasiswa terlibat langsung pada kegiatan perumusan dan implementasi Model Pekat Maritim.
Melalui kegiatan ini mahasiswa bisa terjun langsung pada pengembangan dan penguatan komunitas maritim, belajar pada masyarakat dengan berbagai karakteristik dan kompleksitasnya, belajar berbagi dan memecahkan masalah di tingkat riil.
“Kegiatan ini sangat kosntruktif bagi mahasiswa karena bisa emmbekali tidak saja pengetahuan, tapi skill yang akan sangat berguna bagi penguatan pembelajaran maupun pengalaman yang bisa dikembangkan di masa depan,” demikian disampaikan Dr. Erna Ermawati Chotim, M.Si yang juga menjabat Dekan FISIP Unas. (*)